Kamis, 29 Januari 2015

BIMBINGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA












MODUL

BIMBINGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA
 MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

Modul ini disusun guna memenuhi tugas ujian akhir semester
Mata kuliah: Praktikum Kerja Lapangan
Dosen pengampu:Dr. Casmini, M.Si







 





Disusun Oleh:
Fajar Nur Rohmad, S.Pd.I



BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014





A.    DASAR PEMIKIRAN
Bimbingan dan konseling merupakan sebuah terobosan untuk memberikan bantuan kepada peserta didik (konseli) dengan kemampuannya sendiri dapat memahami, menerima, mengarahkan, dan mengambil keputusan diri serta merealisasikannya secara bertanggung jawab sehingga mencapai sebuah kebermaknaan hidup.
Sementara itu, Supriadi(2004: 207) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan oleh konselor/ pembimbing kepada konseliagar konselidapat : (1) memahami dirinya, (2) mengarahkan dirinya,(3) memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, (4) menyesuaikan diridengan lingkungannya (keluarga, sekolah, masyarakat), (5) mengambil manfaat daripeluang-peluang yang dimilikinya dalam rangka mengembangkan diri sesuai dengan potensi-potensinya, sehingga berguna bagi dirinya dan masyarakatnya.
Bimbingan merupakan bagian integral dari pendidikan, maka tujuan pelaksanaan bimbingan merupakan bagian tak terpisahkan dari tujuan pendidikan. Tujuan Pendidikan Nasional adalah menghasilkan manusia yang berkualitas yang dideskripsikan dengan jelas dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa; berakhlak mulia; memiliki pengetahuan dan keterampilan; memiliki kesehatan jasmani dan rohani; memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan tersebut mempunyai implikasi imperatif (yang mengharuskan) bagisemua tingkat satuan pendidikan untuk senantiasa memantapkan proses pendidikannya secara bermutu ke arah pencapaian tujuan pendidikan tersebut.[1]
Bertolak dari rumusan Tujuan Pendidikan Nasional, dan tujuan pendidikan dasar dirumuskan seperangkat tugas-tugas perkembangan yang seyogyanya dicapaioleh peserta didik MI. Secara operasional tugas-tugas perkembangan murid MI adalah pencapaian perilaku yang seyogyanya ditampilkan peserta didik MI yang meliputi:
a. sikap dan kebiasaan dalam berimtaq (iman dan taqwa),
b. pengembangan kata hati-moral dan nilai-nilai,
c. pengembangan keterampilan dasar dalam membaca – menulis -                                          berhitung (calistung),
d. pengembangan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari,
e. belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya,
f. belajar menjadi pribadi yang mandiri,
g. mempelajari keterampilan fisik sederhana,
h. membina hidup sehat,
i. belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin, serta
j. pengembangan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial.

Tujuan pendidikan semestinya diletakkan dalam kerangka gerak dinamis diakletis, berupa tanggapan individu, sosial, kultural yang melingkupinya, untuk dapat menempatkan dirinya menjadi sempurna sehingga potensi-potensi yang ada dalam dirinya berkembang secara penuh yang membuatnya semakin menjadi manusiawi.[2]
Secara khusus, layanan bimbingan di MI bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi sosial.  Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak mampu menyesuaikan diri. Kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan di mana kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian yang baik atau yang salah.
Sejak lahir sampai meninggal seorang individu merupakan organisme yang aktif. Ia aktif dengan tujuan dan aktivitas yang berkesinambungan. Ia berusaha untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan jasmaninya dan juga semua dorongan yang memberi peluang kepadanya untuk berfungsi sebagai anggota kelompoknya.
Penyesuaian diri adalah suatu proses. Dan salah satu ciri pokok dari kepribadian yang sehat mentalnya ialah memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.
Pendapat Thorndike dan hogen yang kutip oleh Mustafa Fahmi (1977) sebagai berikut penyesuain dirimerupakan kemampuan  individu untuk mendapatakan  kententraman secara internal  dan hubunganya  dengan dunia sekitarnya.
Penyesuain diri yang berhasil menurut Winarna Surachmad adalah
1.      Bilamana dengan sempurna  memenuhi kebutuhan, tanpa melebihkan  yang satu  dan mengurangi yang lain
2.      Bilamana tidak mengganggu  manusia lain  dalam memenuhi  kebutuhan yang sejenisnya
3.      Bilamana bertanggung jawab terhadap masyarakat dimana ia bearada (saling tolong menolong secara positif).
 Penyesuaian diri sebagai  usaha manusia  untuk mencapai  keharmonisan  pada dirinya  dan lingkungannya.[3]
Penyesuian diri  yang baik  bukanlah kemampuan  beradaptasi  dengan cepat semata, tetapi  juga dengan cara –cara yang sesuai dengan diri dan lingkungan serta  mengarahkan individu  untuk mamapu berbuat  yang terbaik dan mengoptimalkan  segala potensi yang dimilkinya.[4]
Penyesuaian (adjustment ) terdiri atas  tiga komponen dasar  yaitu diri sendiri, orang lain  dan perubahan.Menurut  Duffy dan Atwater (2005) sebagai proses psikososial dimana  individu  berperan  dalam mengelola  tuntutan  hidup sehari-hari  dengan memodifikasi  diri atau modifikasi lingkungan. [5]
Penyesuaian diri merupakan proses yang meliputi respon mental dan perilaku yang merupakan usaha individu untuk mengatasi dan menguasai kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, frustasi, dan konflik-konflik agar terdapat keselarasan antara tuntutan dari dalam dirinya dengan tuntutan atau harapan dari lingkungan di tempat ia tinggal. Berdasarkan beberapa definisi yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih  sesuai antara diri individu dengan lingkungan nya.
Penyesuain diri di sekolah merupakan penyesuian yang tidak dapat dikesampingkan. Karena sekolah adalah wadah bagi peserta didik  dalam mengembangkan potensinya. Terutama  perekembangan intelegensinya  maupun pribadinya. Maka sekolah  harus menumbuhkan  penyesuian diri  yang baik. Sehingga  terwujud:
1.      Disiplin  dalam sekolah  terhadap peraturan yang ada
2.      Pengakuan otoritas pendidik
3.      Interes terhadap mata pelajaran  di sekolah
4.      Situasi dan fasilitas yang cukup sehingga tujuan sekolah dapat tercapai.[6]
Penyesuaian  yang dilakukan anak-anak Madrasah  Ibtidaiyah kelas 1 yang ditemukan adalah anak masih menangis, jika  belum bisa mengerjakan, mengurangi jam bermain tidak seperti masa-masa sebelumnya. masih sering terlambat, terkadang mengantuk kalau terlalu lama materi dan belum biasa mencatat.
Maka dari itu hadirnya modul ini, bisa membantu anak-anak dalam menyesuaikan diri khusus anak-anak baru pada tahun ajaran baru.
Dalam penyusunan modul ini dimaksudkan untuk membantu para  mahasiswa yang sedang praktikum untuk melaksanakan tugasnya, yakni memberikan layanan bimbingan dan konseling di sekolah formal. Menguatkan apa yang sudah dijelaskan di kata pengantar bahwa penyusunan modul ini berangkat dari hasil observasi di madrasah madrasah baik negeri maupun swasta.
Dalam pemberian layanan Bimbingan Konseling yang dilakukan ini di jam KBM yaitu di mata pelajaran pengembangan diri.  Layanan bimbingan dan konseling dilakukan maupun diluar jam KBM. Maka modul ini ditujukkan untuk dipraktekkan dalam keadaan yang kondisional dalam memberikan layanan. Tema besar dalam modul ini adalah bimbingan penyesuain diri  siswa di Madrasah.
Dalam layanan bimbingan konseling ini, modul yang dibuat tidak kaku yang artinya modul ini dibuat sesuai kapasitas peserta didik madrasah Ibtidaiyah. Yaitu  konsep keceriaan selalau ada dalam setiap layanan.
Peserta PPL dituntut aktif dan progresif dalam melaksanakan pembelajaran yang  fun and enjoy, hal ini dikarenakan agar anak tidak bosan dan merasa monoton. Dengan melakukan hal tersebut peserta PPL dapat mencapai apa yang sudah ditentukan.
B.     WAKTU PELAKSANAKAN
Mengenai  jadwal atau banyaknya pertemuan,akan dilakasanakan pada awal tahun ajaran baru 3 bulan awal masuk madrasah. Perkiraan pada bulan Juli s.d September. Hal penting yang tidak boleh dilupakan dalam aksanakan dan menggunakan modul ini adalah bahwa peseta PPL harus belajar dan mendemonstrasikan kepada teman sejawat tentang materi-materi yang ada dalam modul ini.


Juli
Agustus
September
Materi 1



Materi 2



Materi 3



Materi 4



Materi 5



Materi 6




C.    TUJUAN
Modul yang kami susun ini bertujuan sebagai berikut:
1.      Memberikan gambaran kepada mahasiswa peserta PPL
2.      Mengarahkan mahasiswa peserta PPL agar di lapangan tidak bingung
3.      Memberikan kemudahan kepada PPL mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan.

D.    PERSYARATAN PESERTA
Modul ini bisa digunakan bagi mahasiswa PPL yang di syaratkan  dan wajib sudah lulus teori dan lulus mikro konseling
1.      Terdaftar sebagai mahasiswa jurusan BKI
2.      Menguasai  beberapa teknik dan pendekatan BKI
3.      Mempunyai kemampuan komunikasi yang baik (komunikasi konseling), baik verbal maupun non-verbal.
E.     TUGAS PESERTA
1.      Mahasiswa PPL diharapkan mampu mengembangkan profesionalitas sebagi calon konselor
2.      Mahasiswa PPL diharuskan memenuhi target waktu PPL
3.      Mahsiswa diwajibkan berkoordinasi dengan pembimbing

F.     PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Petunjuk penggunaan modul ini :
1.      Bacalah keseluruhan isi bacaan bahasan dalam kegiatan belajar ini secara menyeluruh terlebih dahulu.
2.      Perkaya dengan refrensi buku yang mendukung.
3.      Perlu memperhatiakan tema, tujuan, dan komponen bimbingan yang akan diberikan kepada peserta didik
4.      Cobalah mempraktekan terlebih dahulu sebelum melangsungkan bimbingan
5.      Diskusikan dan konsultasikan kepada teman, guru, dosen pendamping lapangan sebelum dan setelah melakukan bimbingan.







PERTEMUAN I

Tema                                        : Observasi
Tujuan                                     : Mengetahui problem yang ada di lapangan
Indikator                                 : Peserta PPL dapat mengetahui kondisi di Madrasah
Alokasi Waktu                        : 2x35 menit
Strategi                                    : Wawancara dan Observasi
Alat dan Media                       : kertas, bolpoint

URAIAN MATERI
Alat pengumpulan data  yang dilakukan  dengan cara mengamati  dan mendengar  dalam rangka memahami, mencari jawab mencari bukti terhadap fenomena sosial  keagamaan selama beberapa waktu tanpa mempengaruhi  fenomena yang diobservasi  dengan mencatat, merekam, dan memotret  fenomena  tersebut guna penemuan data analisis.

PETUNJUK TEKNIS
A.    Tahap Awal
1.      Peserta Mahasiswa PPL Berdo’a.
2.      Menyiapakan ATK dan  alat dokumentasi
B.     Tahap Inti
1.      Mahasiswa PPL melakukan observasi dengan interview dan dokumentasi
Contoh
a.       Berapa jumlah guru
b.      Berapa  siswa di madrasah tersebut ?
C.    Tahap Penutup
1.      Mahasiswa melakukan analisis kebutuhan berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan







PERTEMUAN II

Tema                                        : Perkenalan
Tujuan                                     : Perkenalan mahasiswa PPL ke peserta didik.
Indikator                                 : Peserta PPL mengenali peserta didik
Alokasi Waktu                        : 2x35 menit
Strategi                                    : ceramah, game
Alat dan Media                       : -

URAIAN MATERI
Perkenalan mahasiswa kepada peserta didik dengan tepuk ta’aruf dan menjelaskan kedatangan mahasiswa ke madrasah.
PETUNJUK TEKNIS
A.    Tahap Awal
1.      Peserta Mahasiswa PPL Berdo’a.
2.      Menyiapakan ATK dan  alat dokumentasi
B.     Tahap Inti
1.      Mahasiswa PPL melakukan perkenalan
Contoh
Tepuk ta’aruf... tepuk ta’ruf fajar xxx  Nur xxx Rohmad
C.    Tahap Penutup
1.      Mahasiswa  menutup perkenalan








PERETEMUAN III

Tema                                        : Mengenal Diri
Tujuan                                     : Membantu mengenali dirinya
Indikator                                 : Peserta didik mampu mengenali dirinya
Alokasi Waktu                        : 2x35 menit

URAIAN MATERI
Mengenal diri adalah peserta didik diajak untuk mengenal dirinya lebih dalam.
Mahasiswa PPL mengajak siswa untuk mengenal  dirinya dengan menyebutkan nama dirinya secara lengkap, nama panggilan, nama orang tuanya (bapak ibunya, kakak atau adiknya),  alamatnya, cita-citanya. Kemudian siswa di suruh maju kedepan untuk menyampaikan apa yang di dapatnya tadi. Dan memeberikan apresiasi  kepada anak tersebut.
PETUNJUK TEKNIS
A.    Tahap Awal
1.      Peserta Mahasiswa PPL Berdo’a.
2.      Menyiapakan ATK dan  alat dokumentasi
B.     Tahap Inti
Mahasiswa  mengambil kertas dan diberiakn kepada siswa
Siswa menulis nama, asal dari mana kelas berapa, dalam kertas tersebut dan di tempelkan dibangkunya
C.    Tahap Penutup
1.      Salam penutup dan Do’a.











PERTEMUAN  IV

Tema                                        : Mengenal sikap positif
Tujuan                                     : Membantu peseta didik mengenal dirinya yang positif
Indikator                                 : Peserta didik mampu menyebutkan sikap positif pada dirinya
Alokasi Waktu                        : 2x35 menit

MATERI
Sikap Positif adalah sikap yang baik yang dimiliki dirinya misalanya jujur, suka memberi, suka memaafkan dll
PETUNJUK TEKNIS
A.    Tahap Awal
Peserta Mahasiswa PPL Berdo’a.
            Menyiapakan ATK dan  alat dokumentasi
B.     Tahap Inti
Mahsiswa menulis 20 sifat yang dimilki manusia positif dan negatif. Peserta didik nnti memilih sikap positif yang sesuai dengan dirinya. Kemudian di tulis di kertas masing-masing. Anak di kenalkan sifat positif agar mampu memeberikan manfaat bagi sekelilingnya. Anak yang masih suka menangis atau manja dilatih agar tidak manja dengan di latih mandiri.
C.    Tahap Penutup
            Salam penutup dan Do’a












PERTEMUAN VI

Tema                                        : Evaluasi
Tujuan                                     : Mengetahui Ketercapaian Materi
Indikator                                 : Mengetahui Ketercapaian Materi Yang Disampaiakan
Alokasi Waktu                        : 2x 35 Menit
Strategi                                    : -
Alat dan Media                       : kertas, bolpoin, papan tulis.

MATERI
Evaluasi  ketercapaian Materi ini  di gunakan sebagai bahan evaluasi mahasiswa.
Dengan melihat perubahan yang di alami anak. Adakah perubahan  perilakunya setelah anak  diberikan materi materi selama pertemuan baik di ruang kelas maupun luar KBM.
PETUNJUK TEKNIS
A.    Tahap Awal
Peserta Mahasiswa PPL Berdo’a.
            Menyiapakan ATK dan  alat dokumentasi
B.     Tahap Inti
Mahasiswa mengadakan evaluasi baik dari perencanaan dan proses yang dilakukan
C.    Tahap Penutup
            Salam penutup dan Do’a


PERTEMUAN VII

Tema                                        : PEMBUATAN LAPORAN
Tujuan                                     : Melaporkan kegiatan PPL


Kegiatannya yang dilakukan mahasiswa membuat laporan kegiatan selama PPL, yang digunkan. Agar kegiatan PPL dapat di dokumentasikan dan dapa di manfaatkan oleh


[1]   Asep Suryana dan Suryadi, Modul Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Kementrian Agama:2009), hal 6
[2] Fihris, Pendidikan Karakter di Madrasah Salafiyah, (Semarang: PUSLIT IAIN Walisongo, 2010), hal. 55
[3] Siti Sundari, Kesehatan Mental dalam kehidupan, ( Jakarta: Rineka Cipta,2005), hal.40
[4] Kartika sari Dewi, Kesehatan Mental, (Semarang: UPT UNDIP. 2012) hal.27
[5] Ibid.
[6] Siti Sundari, Kesehatan Mental dalam kehidupan… hal. 41

0 komentar:

Posting Komentar