Selasa, 23 Januari 2018

OPTIMALKAN

MENGOPTIMALKAN WAKTU MUDA
(waktu tak terulang kembali)
Oleh Fajar Nur Rohmad[1]
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Alhamdulillah rasa syukur kita panjatkan kepada Allah SWT sang penguasa di alam raya ini. Shalawat salam tetap tercurah kepada junjungan nabi Muhammad SAW sebagai rahmat semesta Alam. Sebagai teladan kita semua dan kita menanti syafaat beliau di yaumil qiyamah.
Mari kita renungkan  bersama Umurku da umurnya
Saat aku 1 tahun dia menyuapiku dan memandikanku,sebagai balasannya  kamu menangis sepanjang malam. saat berumur 2 tahun dia mengajariku  bagaimana  cara berjalan, Sebagai balasannya  kau kabur saat dia memanggilmu.Saat aku 3 tahun di memasakkan  semua makanan dengan kasih sayang sebagai balasannya kau buang makanan ke lantai , saat berumur 4 tahun  dia memberi pensil warna sebagai balasannya kau corat coret tembok, saat ini usiaku 17 atau 18 tahun dia menangis haru ketika kau lulus SMA sebagai balasannya kau berpesta dengan teamnmu  hingga pagi.[2]
Pada kesemapatan ini kami akan membahas  mengoptimalkan waktu dengan baik. Sudah menjadi sunatullah yang sudah terjadi tidak akan terulang lagi. Usia kita secara dunia bertambah. Tetapi sejatinya bertambh usia kita di dunia kita berarti jatah usia  yang sebenarnya kita berkurang. Mari kita saling  mengingatkan untuk berbuat baik dan mencari bekal yang terbaik untuk perjalanan di masa yang akan datang. Adapun waktu-waktu yang harus dioptimalkan adalah sebagai berikut:
              1.     Waktu untuk bermunajat
Setiap saat, bahkan saat mau tidur pun disunnahkan bertasbih, berzikir atau membaca Kalamullah. Bila kita tertidur saat kita sedang bermunajat, insya Allah kita dianggap sedang berdoa selama kita tidur, subhanallah.

              2.     Waktu untuk meminta maaf dan berterima kasih
Tanpa pernah tahu kapan kepulangan kita ke Illahi Robbi, manfaatkan waktu yang ada untuk meminta maaf atas segala kesalahan kita dan berterima kasih kepada siapa-siapa yang telah membantu kita dalam hal apapun. Terutama bagi yang masih memiliki orang tua, sekarang juga kirim doa dan hubungi mereka, ucapkan maaf dan terima kasih atas segala yang telah mereka lakukan kepada kita.
              3.     Waktu untuk mengevaluasi diri
Bertafakur, mengingat-ingat kembali dosa yang pernah dilakukan dan berjanji untuk tidak melakukannya kembali adalah perbuatan terpuji. Kadang dengan seringnya kita mengevaluasi diri kita, apa-apa yang menjadi kekurangan maupun kelebihan dalam hidup ini, dapat menjadikan modal yang berharga untuk masa depan.
              4.     Waktu untuk beramal sholeh
Tidak perlu menunggu tanggal gajian, seberapapun yang kita miliki saat melihat ada yang sedang membutuhkan, mari ulurkan tangan. Allah akan melihat sekecil apapun amal ibadah kita dan akan menggantinya berlipat ganda apabila keikhlasan ada dibalik perbuatan kita membantu sesama. Semoga manfaat .


[1] Disampaikan saat Pengajian kelas XII IPS 1 SMA N 1 Sewon
[2] Deassy N Destiani, Bukan untuk dibaca. Selaksa Publishing. hal.30

Minggu, 14 Januari 2018

BELAJAR DARI TEMBANG



MEMAKNAI HIDUP DARI TEMBANG MACAPAT [1]

 Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.



Awal membuat tulisan ini, saya dapat amanah membuat rangkuman untuk pengajian mertua. Materi ini kami buat dengan mengambil dari berbagai artikel yang berkenaan tembang macapat dan jadilah materi kultum singkat ini.
  
Alhamdulillah rasa syukur kita panjatkan kepada Allah SWT sang penguasa di alam raya ini. Shalawat salam tetap tercurah kepada junjungan nabi Muhammad SAW sebagai rahmat semesta Alam. Sebagai teladan kita semua dan kita menanti syafaat beliau di yaumil qiyamah.  Pada kesempatan kali ini kami akan membahas memaknai hidup dari tembang. Ayat kauniah adalah ayat atau tanda yang wujud di sekeliling yang diciptakan oleh Allah. Ayat-ayat ini adalah dalam bentuk benda, kejadian, peristiwa dan sebagainya yang ada di dalam alam ini. Oleh karena alam ini hanya mampu dilaksanakan oleh Allah dengan segala sistem dan peraturanNya yang unik, maka ia menjadi tanda kehebatan dan keagungan Penciptanya.
1.       Maskumambang. Maskumambang berasal dari sebuah kata mas dan kumambang. Mas atau emas yang memiliki makna berarti suatu yang begitu berharga. Bahwa, meskipun anak masih didalam kandungan merupakan sebuah harta yang tidak ternilai
2.       Mijil.Tembang macapat mijil menceritakan tentang awal mula hadirnya manusia di dunia ini yang mana merupakan lahirnya seorang anak terlahir dari gua garba Ibu.
3.        Sinom. Adalah lukisan dari masa muda, masa yang indah, penuh dengan harapan dan angan-angan.
4.        Kinanthi. Masa pembentukan jatidiri dan meniti jalan menuju cita-cita. Kinanti berasal dari kata kanthi atau tuntun yang bermakna bahwa kita membutuhkan tuntunan atau jalan yang benar agar cita-cita kita bisa terwujud. Misalnya belajar dan menuntut ilmu secara sungguh-sungguh.”Apa yang akan kita petik esok hari adalah apa yang kita tanam hari ini”.
5.       Asmarandana. Asmaradana bermakna asmara dan dahana yang memiliki api asmara. Tembang tersebut menggambarkan masa-masa dirundung asmara, dimabuk, cinta, ditenggelamkan dalam lautan kasih.
6.       Gambuh.Awal kata gambuh adalah jumbuh / bersatu yang artinya komitmen untuk menyatukan cinta dalam satu biduk rumah tangga.
7.        Dhandhanggula. Gambaran dari kehidupan yang telah mencapai tahap kemapanan sosial, kesejahteraan telah tercapai, cukup sandang, papan dan pangan
8.       Durma. Sebagai wujud dari rasa syukur kita kepada Allah maka kita harus sering berderma, durma berasal dari kata darma / sedekah berbagi kepada sesama.
9.       Pangkur. Pangkur atau mungkur artinya menyingkirkan hawa nafsu angkara murka, nafsu negatif yang menggerogoti jiwa kita. Menyingkirkan nafsu-nafsu angkara murka, memerlukan riyadhah / upaya yang sungguh-sungguh.
10.   Megatruh.Megatruh merupakan penggabungan dari dua kata yaitu megat dan ruh, yang mana arti dari megat adalah berpisah maka arti dari megatruh adalah terpisahnya nyawa atauh ruh dari jasad.
11.   Pocung (Pocong / dibungkus kain mori putih). Manakala yang tertinggal hanyalah jasad belaka, dibungkus dalam balutan kain kafan / mori putih, diusung dipanggul laksana raja-raja, itulah prosesi penguburan jasad kita menuju liang lahat, rumah terakhir kita didunia. Semoga manfaat  




[1] Dari berbagai sumber (http://bisakali.net/ bab tembang macapat) disampaikan saat Pengajian Rukun paseduluran