Rabu, 10 Februari 2016

PENGEMBANGAN MANAJEMEN MADRASAH DAN KEPEMIMPINAN

 
FALSAFAH KEPEMIMPINAN KI HAJAR DEWANTARA
   ING NGARSA SUNG TULADA 
(menjadi uswah hasanah ketika memimpin di depan)
ING MADYA MANGUN KARSA
 (ketika di tengah/berada di tengah masyarakat menjadi penyemangat dan suporter ulung)

TUT WURI HANDAYANI
 (ketika di belakang/menjadi pengikut mampu menjadi makmum yang baik)


Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Inovatif

Diskusi “Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Inovatif” oleh Kak Muksin, S. Sos. I
Hari dan Tanggal: Sabtu, 23 Januari 2016
Notulis: Anis
Ø  Umumnya, sistem pembelajaran di kelas terdiri dari 3 tahapan penting:
1.      Membuka pelajaran yang merupakan ‘kunci’ bagaimana mengawali kegiatan belajar-mengajar di kelas yang berkesan. Biasanya dengan SALAM. Meski hanya salam, itu lah justru yang terpenting. Intonasi salam sangat berpengaruh untuk memulai aktivitas di kelas. Salam yang menarik perhatian peserta didik adalah salam yang sesuai dengan usia mereka. Tidak tergantung dari besar atau kecilnya suara, tetapi nada dan pengucapan yang khas.
2.      Inti pelajaran yang seharusnya sudah disiapkan guru sejak minimal sehari sebelum kegiatan belajar di kelas terjadi. Baik TK, MI atau Madin sebaiknya mempunyai ‘rancangan pembelajaran’ untuk peserta didik. Hal ini sangat membantu guru. Selain guru sudah siap dengan apa yang akan disampaikan di kelas, kegiatan pun terencana dengan baik. “Seringkali sesuatu yang direncanakan saja masih belum sesuai dengan harapan, apalagi tidak direncanakan?”
3.      Menutup pelajaran dengan menyenangkan. Setelah beberapa waktu dihabiskan di sekolah dengan harus menggunakan otak dan tenaga, tentu peserta didik akan merasa sangat lelah dan butuh istirahat untuk memulihkan energi dalam dirinya. Meski begitu, sebelum pelajaran selesai dan ditutup sebaiknya guru memberikan kesan yang positif kepada murid-murid setelah pelajaran diakhiri doa. Misalnya, bertanya tentang apa saja yang kita pelajari hari ini? Apakah menarik? Atau dengan memberikan nasehat singkat agar mereka lebih bersemangat belajar di rumah.
Ø  Bagaimana menjadi guru kreatif dan inovatif?
Tidak bisa dipungkiri, di jaman yang semakin canggih seperti sekarang, guru harus semakin meng-up grade dirinya menjadi yang kreatif. Kreatif berarti berdaya cipta dan cerdas berimajinasi. Kreatif adalah kekuatan terpenting bagi guru untuk mencuri perhatian murid agar tetap fokus dan konsentrasi mengikuti pelajaran di kelas. Selain kreatif, menjadi guru di jaman sekarang sebaiknya juga inovatif yang berarti berkemampuan memperkenalkan hal-hal baru kepada murid. Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap guru belum tentu kreatif dan inovatif. Sebab, kreativitas adalah aktivitas ‘menciptakan’ yang tidak mungkin bisa terjadi jika tanpa latihan terus-menerus dan menggali imajinasi secara lebih dalam dan tekun. Seperti potensi, kreativitas harus dikembangkan tanpa henti.
Ø  Bagaimana membuka kelas yang berkesan?
1.      Doa adalah hal terpenting dalam setiap aktivitas. Sebagai muslim tentu kita tidak bisa meragukan manfaat doa bagi hidup kita. Doa juga merupakan ‘penjajakan awal materi’ sebelum inti pembelajaran dilakukan guru.
2.      Dalam tahap ini, guru bisa melakukan beberapa hal berikut:
a.       Panggilan motivasi. Misalnya, “Siapa kita?” kemudian murid menjawab, “Anak Soleh.”
b.      Gerakan. Hal ini akan melatih motorik anak. Kemampuan anak menggerakkan sebagian atau bahkan keseluruhan tubuhnya yang juga berhubungan langsung dengan daya tangkap otak. Misalnya, bernyanyi sambil menggerakkan sebagian anggota tubuh.
Tangan di atas memetik bintang (Tangan mengepal-terbuka ke arah atas)
Tangan di samping burung yang terbang (Tangan merentang, bagian jari digerakkan seperti menari)
Tangan di depan bertepuk tangan (Tangan pindah ke depan, saling bertepuk)
Tangan dilipat, siap belajar (Tangan dilipat, diawali dari tangan kiri kemudian kanan)
Untuk setiap kata dalam nyanyian, bisa diubah sesuai keinginan. Yang penting bisa memadukan antara bernyanyi dan bergerak. Dengan begitu, ketika murid mengikuti perintah guru, berarti dia masih konsentrasi. Tugas kita selanjutnya mempertahankan fokus mereka agar tetap tertarik mengikuti pelajaran sampai selesai.
c.       Lagu-lagu komunikatif. Bagaimana pun juga, menyanyi termasuk hal menyenangkan hati. Seringkali suasana yang tidak menyenangkan kemudian berubah menjadi sangat menyenangkan karena bernyanyi. Jadilah guru yang bisa dan senang menyanyi. Suara tidak harus bagus dan seindah penyanyi ternama, yang lebih penting variasi lagu yang bisa diciptakan dan terus dikembangkan. Misalnya, “Siapa nama Tuhanmu yang Esa?” murid menjawab, “Allah.”. Lagu komunikatif akan membantu mempertahankan konsentrasi anak kepada guru.
d.      Tepuk. Bertepuk tangan termasuk hal menarik lainnya untuk mempertahankan konsentrasi anak agar tetap fokus. Ciptakan variasi tepuk tangan sebanyak mungkin dan semenarik mungkin. Misalnya, “Tepuk Al-Islam…”
e.       Antusias. Setiap guru pasti menginginkan antusias muridnya. Semangat guru bahkan sangat dipengaruhi oleh respons murid terhadap gurunya. Jika guru dan murid sama-sama antusias, maka yang pasti terjadi adalah saling bersemangat untuk mendapat ilmu yang bermanfaat. Bisa jadi, di saat belajar guru mendapat imajinasi dari muridnya atau sebaliknya. Tularkan semangat positif kepada murid. Karena sesungguhnya semangat itu menular.
Ø  Bagaimana mengajar yang kreatif-inovatif?
Variasi pembelajaran dalam kegiatan inti mengajar di kelas sangat penting. Seperti hari yang selalu berganti, dalam menciptakan pembelajaran sebaiknya juga begitu. Selain menyiasati kebosanan murid, variasi belajar bisa memberi kesan tersendiri di hati murid. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan:
a.       Kurikulum pembelajaran. Apakah kurikulum 2013 yang terdiri dari 5 M (Mengamati, Menangkap, Mendiskusikan, Mempraktekkan, Mengkomunikasikan) atau kurikulum pembelajaran dengan konsep tematik?
b.      Metode pembelajaran sesuai tujuan belajar. Metode sangat penting dalam pencapaian proses belajar. Jangan sampai dalam menyampaikan materi belajar tidak sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini, guru dituntut paham betul metode apa yang akan diterapkan untuk mencapai hasil belajar maksimal. Berikut alternatif yang bisa dipilih: Model Pembiasaan (Mengucap salam dan penggunaan tangan kanan), Model Prestasi (Menanamkan pendidikan karakter sejak dini, misalnya “Siapa berbuat jujur hari ini?”)
c.       Terus mencari dan menemukan prestasi murid. Begitu banyak hal yang bisa ditemukan di dalam diri murid. Terutama nilai karakter dan kepribadian murid. Guru bisa memanfaatkan hal ini untuk menggali lebih dalam potensi murid terutama yang berkaitan dengan sisi nilai diri mereka. Tugas guru yang juga sangat penting adalah bukan mencari dan terus mengungkap kekurangan dan kesalahan muridnya. Tetapi harus bisa menemukan hal apa yang diminati muridnya? Bagaimana mengembangkan potensi mereka untuk bekal kehidupan di masa depan? Apa yang seharusnya dilakukan selanjutnya agar murid terus termotivasi?
d.      Sifat guru harus luwes, jangan kaku. Guru harus bisa dengan mudah menyesuaikan suasana hati. Saat di sekolah, fokus mengajar. Saat di rumah, fokus kegiatan rumah.
 
Ø  Menutup pembelajaran bisa dimulai dengan menjawab salam dengan semangat, simpulkan pembelajaran, pesan singkat setelah belajar yang memotivasi berlomba dalam hal kebaikan dan kebermanfaatan bagi sesama. Selamat melanjutkan SEMANGA