Minggu, 28 Juni 2015

PESAN PAK JAMIL AZAINI BAGI PUTRINYA

Subkhnallah Kisah yang luarbiasa,
Maaf pak Jamil, saya mencopy artikel bapak. Semoga melalui tulisan yang bapak tulis.
mengingatkan kepada keluarga kita dengan cara yang santun.

Seorang Ayah yang luar biasa melalui pendekatan kata dan cinta

Nasihat untuk yang Jatuh Cinta

Posted on by




Anak saya yang pertama, Nadhira Arini Nur Imamah (Dhira), sedang jatuh cinta. Saya tahu karena ungkapan hatinya ia tuliskan di blog pribadinya [baca disini]. Selain itu, saya juga BBM-an dengannya sehingga saya sudah tahu juga siapa lelaki yang dicintainya. Wajah lelaki itu perpaduan antara wajah saya dan anak lelaki kedua saya, ganteng. Hehehe…
Setelah mengetahui hal itu akhirnya saya menasihati Dhira. Sengaja saya tuliskan nasihatnya disini dengan harapan bisa menginspirasi banyak orang.
Anakku, saat kau jatuh cinta, kau tetap tak boleh pacaran. Biarkan kau tetap terbungkus rapi dan kulit lembutmu hanya boleh disentuh oleh suamimu. Ketahuilah bila kau jatuh cinta dengan seseorang, belum tentu itu jodohmu. Maka tetap mintalah kepada yang Maha Tahu untuk diberi jodoh terbaik bagimu.
Ketahuilah, wanita yang hebat itu yang menyayangi anak-anaknya dan itu dibuktikan dengan mencarikan ayah yg tepat buat anaknya. Ayahmu ini berharap, kau termasuk di dalamnya. Anakku, apa yg kau harapkan belum tentu kau dapatkan. Ingatlah rencana Allah adalah rencana terbaik dibandingkan rencana terbaik seluruh penduduk bumi sekalipun.
Agar kau diberi “pangeran” terbaik tugasmu hanya memantaskan diri dan minta kepada Allah. Semakin kau sering mengadu dan dekat kepada Allah maka Dia akan mengirimkan “pangeran” terbaik untukmu. Jangan ragu, Dialah yang Maha Tahu jodoh terbaikmu. Bila sebelum Subuh kau selalu menangis kepada-Nya, tak mungkin Dia tega memberi “pangeran” yang tak bermutu kepadamu.
Walau kau jatuh cinta, jangan serahkan hatimu kepada lelaki itu, karena boleh jadi menurut Allah dia bukan “pangeranmu”. Tetaplah serahkan hatimu kepada Allah dan setelah Allah kirim “pangeran” kepadamu, baru serahkan hatimu kepada “pangeran” itu. Air matamu di hadapan Allah dan kesabaranmulah yang membuat Allah mengirimkan “pangeran” terbaik untukmu.
Bukti bahwa kau wanita hebat, kau tetap lebih sering mengingat Allah dibandingkan lelaki yang kau jatuh cintai. Bila Allah yang dihatimu, Dia akan kirimkan “pangeran” original kepadamu. Namun bila kau menjauh, Allah akan kirim pangeran KW-3 bahkan mungkin KW-10 kepadamu. Dan itu akan menyiksa hidupmu dan berkuranglah rasa banggaku kepadamu.
Anakku, lelaki yang cocok buat anak-anakmu adalah yang berani datang menemui ayahmu untuk melamarmu dan bukan yang pandai memainkan perasaanmu. Percuma bila ada lelaki yang kau cintai tetapi dia tak punya nyali bertemu dengan ayahmu.
Saat ini ayahmu hanya bisa berdoa agar Allah mengirimkan “pangeran” terbaik untukmu. Dan semoga yang dikirim oleh Allah adalah lelaki yang telah membuat kau jatuh cinta.
Terakhir, Ingatlah selalu kebiasaan di keluarga kita: Allah dulu, Allah lagi dan Allah terus. Semoga kau menjadi kekasih Allah sehingga kau dikirimi kekasih terbaik menurut Allah dan juga menurutmu. Anakku, bapak percaya padamu dan sepenuh hati mencintaimu…
Salam SuksesMulia!

Jumat, 26 Juni 2015

CARA BERDAKWAH DENGAN HIKMAH DAN S3 (SENANG, SABAR DAN SANTUN)

Dalam mengajarkan ilmu atau berdakwah hendaknya kita harus memperhatikan etika, 
Dalam mengajak atau menyeru tentunya kita  mengajak dan mendoakan semoga ajakan kebaikan kita di terima dan diamalkan.
S3 CARANYA dalam mengajak dalam kebaikan
1. SENANG DULU
2. SABAR
3. SANTUN

AMALAN AMALAN YANG DI RINDUKAN SURGA

Materi ini kami ambil dari berbagai sumber, berkaitan amalan yang di rindukan surg, materi ini akan kami gunakan untuk kultum. 



     Diantara anjuran Baginda Nabi dari sekian banyak keutamaan di Bulan Ramadhan ini yaitu kita jangan melewatkan begitu saja waktu dan kesempatan bulan mulia ini tanpa memperbanyak do’a.Karena di bulan ini semua do’a akan diijabah.Beliau mengkhususkan perintah agar kita memohon selalu agar kita dapat Syurganya Allah swt,dan mohon perlindungan dari api neraka.Tapi tahukah anda siapa saja orang orang yang dirindukan oleh syurga.Siapapun kita,apapun latar belakang kita,dari tingkat strata sosial manapun,apapun profesi yang kita geluti,tentu akan sangat ingin suatu saat nanti akan memasuki Syurganya Allah swt.
         Tujuan manusia diciptakan Allah untuk mengabdi dan beribadah kepadanya, orang yang tak mau beribadah adalah menyalahi tujuan hidupnya, orang yang salah tujuan hidupnya termasuk orang yang merugi, akan menemui kesensaraan, dan mendapatkan azab dari Allahu ta'ala.

Dalam hidup ini banyak sekali yang bisa dijadikan ibadat…kesenangan bila disyukuri…jadi ibadah, kesusahan bila dihadapi dengan sabar…jadi ibadah, dan bahkan ada orang yang menjalan suatu ibadah yang ia dirindukan oleh syurga, siapa saja mereka itu…? Mari kita lihat riwayat berikut ini.
الْجَنَّةُ مُشْتَقٌ إِلىَ أَرْبَعَةِ نَفَرٍ  artinya syurga itu merindukan 4 golongan:
1.  تاَلِى الْقُرْآنِ  (orang yang membaca Al-quran). Membaca al-quran adalah bernilai ibadah disisi Allah ta'ala,Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw pernah mengatakan:” Membaca al-quran dalam keadaan shalat maka baginya adalah setiap huruf yang ia baca 50 kebaikan, barang siapa yang membaca al-quran diluar shalat dalam keadaan berwudhuk maka baginya setiap hurfnya 25 kebaikan, dan barangsiapa yang membaca al-quran dengan tidak berwudhu maka baginya setiap hurufnya pahala 10 kebaikan”.

Perumpamaan orang mukmin yang mau membaca al-quran bagaikan buah utrujah, baunya harum dan rasanya enak. Dan perumpamaan orang mukmin yang tak mau membaca al-quran bagaikan seperti buah kurma, tidak ada baunya tapi rasanya manis. Sedangkan seorang munafik yang membaca al-quran seperti buah Raihanah, baunya harum dan rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca al-quran bagaikan buah hanzalah, tidak ada baunya dan rasanyapun pahit.
Orang yang membaca kitab allah adalah orang-orang yang mengharapkan perniagaan yang takan merugi, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah :
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ                                                                                                
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang kami anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, (QS. Al-Fathir 29)
Orang yang membaca al-quran adalah orang yang dirindukan sorga, alangkah mulianya orang mau membaca al-quran apalagi memahami dan mengamalkan isinya sehingga dia dirindukan oleh syurga, akan tetapi suatu ancaman bagi orang yang tak mau membaca al-quran dan berpaling dari ajarannya sebagaimana firman Allah dalam surat Thaha ayat 124-125.
 وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى, قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا                                                                                        
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, Mengapa Engkau menghimpunkan Aku dalam keadaan buta, padahal Aku dahulunya adalah seorang yang melihat?"(QS. Toha 124-125)
Dalam ayat ini ancaman bagi orang yang berpaling dari ajaran Al-quran adalah akan diberikan kehidupan yang sempit dan dikumpulkan nantik diakhirat dalam keadaan buta, tidak melihat sama sekali, sehingga memprotes ia kepada Allah, wahai tuhan kenapa engkau kumpulkan kami dalam keadaan buta padahal kami dahulunya melihat, jawab Allah, demikian itu karna telah datang kepadamu ayat-ayat kami akan tetapi kamu melupakannya maka pada hari inipun kamu dilupakan, begitulah balasan Allah terhadap orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat tuhannya akan mendapatkan azab akhirat yang lebih berat dan lebih kekal nantinya.
Saudaraku
2. وَحَافِظُ اللِّسَانِ  (memelihara lisan) ,Lidah adalah salah satu anggota tubuh yang sangat besar manfa'atnya dalam kehidupan ini, tanpanya kehidupan akan kaku. Baik atau buruknya kata-kata yang keluar lidah sangat tergantung kepada tinggi rendahnya keimanan yang dimiliki, Lidah memang dikenal tidak bertulang akan tetapi bahayanya bagi orang lain kadang kala lebih keras dari tulang, oleh karnanya berfikirlah sebelum berbicara dan jangan bicarakan segala apa yang terfikir.Lidah kita ibarat pedang,karena ia tajam dan bisa melukai bahkan membunuh karakter orang lain.Hati-hati dalam berbicara jangan sampai lidah melukai hati saudara kita.Mulutmu adalah harimaumu yangsewaktu-waktu bisa membahayakan dan mencengkram dirimu,kalau tak hati-hati dalam menjaganya  
Saudaraku seiman
Perkataan yang keluar dari mulut tak obahnya bak lembu besar yang keluar dari lubang kecil yang ia tak mungkin lagi kembali masuk kedalamnya. Nah orang yang memelihara lidah adalah orang yang dirindukan syurga dan suatu bukti yang terdapat pada dirinya bahwa dia adalah orang yang beriman kepada hari akhirat. Sebagaimana Hadist Rasulullah Saw.

عَنْ أَبِي هُرَيْـرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، اَنَّ رَسُـوْلَ اللهِ صَليَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ( مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ ،  وَمَنْ كَــانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ ، وَمنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ  وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ ). رواه البخاري
Artinya:Dari Abi Hurairah Ra Sesunguhnya Rasulullah Saw. Bersada Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari yang akhir maka hendaklah ia berkata baik atau lebih baik diam, barangsiapa yang beriman dengan, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari yang akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya.(HR. Bukhari)
Kemudian yang ketiga orang yang dirindukan syurga adalah 3.  وَمُطْعِمُ الْجِعَانِ (Memberi makan orang yang sedang kelaparan) Kesusahanlah bagi orang yang suka menyusahkan orang lain, kelapangan bagi orang yang suka melapangkan orang lain,  seperti memberi makan orang yang sedang kelaparan, atau menjamu orang yang sedang puasa, pahalanya akan diperoleh oleh orang yang menjamu sama dengan pahala puasa orang yang dijamu, subhanallah. Amalan seperti ini termasuk salah satu amalan orang yang dirindukan sorga.

4. وَصَائِمُ الرَّمَضَانِ  (orang yg puasa di bulan ramadhan) Bulan puasa adalah bulan yang penuh Rahmat, bulan puasa adalah bulan yang penuh Maghfirah, bulan puasa adalah bulan pembakaran dosa, beribadat didalamnya sangat besar pahalanya maka untuk itu kesempatan besar bagi kita untuk melakukan amal Ibadat sebanyak mungkin.

Pahala sedeqah dilipat gandakan, berbuat ibadat yang sunat sama pahalanya dengan ibadat wajib dihari yang lain, dan berbuat amal fardhu maka dilebihkan lagi dari pahala biasanya, alangkah ruginya orang yang lalai dibulan ramadhan, mungkin kita masih hidup dibulan ini akan tetapi bulan puasa yang akan datang belum tentu lagi, karna ajal tak seorangpun yang  mengetahui kapan datangnya, حياتك قبل موتك  pergunakan hidupmu sabelum matimu, dan فراغك قبل شغلك kesempatanmu sebelum datang kesempitanmu, hidup kita sekarang, kesempatan kita dibulan Ramadhan ini mari kita isi dengan ibadat kepada Allah swt. Dan ketakwaan kepadanya. Karena tujuan dari puasa Ramadhan itu adalah membentuk insan yang bertakwa.
 
sumber: http://acerahmatds.blogspot.com

PAGI YANG INDAH

26/6/15
Pagi yang Indah di Jumat yang berkah
Menjadi diri sendiri dengan segala kemampuan yang kita punya, itu lebih baik.
Mengkoreksi diri atas segala perilaku dan ucapan sebelum mengkoreksi orang lain itu juga lebih baik.
Kita berharap hadirnya kita dalam hidup ini, dimana kita tinggal bisa memberikan warna yang positif terhadap diri dan lingkungan kita.

Kamis, 25 Juni 2015

SALING MELENGKAPI

 27/6/15
 Kiriman pesan dari adheku :)
 Cerita yang bagus yang dia ambil dari kisah Inspiratif
“Assalaamu’alaikum…!” Ucapnya lirih saat memasuki rumah.

Tak ada orang yang menjawab salamnya. Ia tahu istri dan anak-anaknya pasti sudah tidur. Biar malaikat yang menjawab salamku,” begitu pikirnya.

Melewati ruang tamu yang temaram, dia menuju ruang kerjanya. Diletakkannya tas, ponsel dan kunci-kunci di meja kerja.

Setelah itu, barulah ia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.

Sejauh ini, tidak ada satu orang pun anggota keluarga yang terbangun. Rupanya semua tertidur pulas.

Segera ia beranjak menuju kamar tidur. Pelan-pelan dibukanya pintu kamar, ia tidak ingin mengganggu tidur istrinya.

Benar saja istrinya tidak terbangun, tidak menyadari kehadirannya.

Kemudian Amin duduk di pinggir tempat tidur. Dipandanginya dalam-dalam wajah Aminah, istrinya.

Amin segera teringat perkataan almarhum kakeknya, dulu sebelum dia menikah.

Kakeknya mengatakan, jika kamu sudah menikah nanti, jangan berharap kamu punya istri yang sama persis dengan maumu. Karena kamu pun juga tidak sama persis dengan maunya.

Jangan pula berharap mempunyai istri yang punya karakter sama seperti dirimu. Karena suami istri adalah dua orang yang berbeda. Bukan untuk disamakan tapi untuk saling melengkapi.

Jika suatu saat ada yang tidak berkenan di hatimu, atau kamu merasa jengkel, marah, dan perasaan tidak enak yang lainnya, maka lihatlah ketika istrimu tidur....

“Kenapa Kek, kok waktu dia tidur?” tanya Amin kala itu.

“Nanti kamu akan tahu sendiri,” jawab kakeknya singkat.

Waktu itu, Amin tidak sepenuhnya memahami maksud kakeknya, tapi ia tidak bertanya lebih lanjut, karena kakeknya sudah mengisyaratkan untuk membuktikannya sendiri.

Malam ini, ia baru mulai memahaminya. Malam ini, ia menatap wajah istrinya lekat-lekat. Semakin lama dipandangi wajah istrinya, semakin membuncah perasaan di dadanya. Wajah polos istrinya saat tidur benar-benar membuatnya terkesima. Raut muka tanpa polesan, tanpa ekspresi, tanpa kepura-puraan, tanpa dibuat-buat. Pancaran tulus dari kalbu.

Memandanginya menyeruakkan berbagai macam perasaan. Ada rasa sayang, cinta, kasihan, haru, penuh harap dan entah perasaan apa lagi yang tidak bisa ia gambarkan dengan kata-kata.

Dalam batin, dia bergumam,
“Wahai istriku, engkau dulu seorang gadis yang leluasa beraktivitas, banyak hal yang bisa kau perbuat dengan kemampuanmu. Aku yang menjadikanmu seorang istri. Menambahkan kewajiban yang tidak sedikit. Memberikanmu banyak batasan, mengaturmu dengan banyak aturan.

Dan aku pula yang menjadikanmu seorang ibu. Menimpakan tanggung jawab yang tidak ringan. Mengambil hampir semua waktumu untuk aku dan anak-anakku.

Wahai istriku, engkau yang dulu bisa melenggang kemanapun tanpa beban, aku yang memberikan beban di tanganmu, dipundakmu, untuk mengurus keperluanku, guna merawat anak-anakku, juga memelihara rumahku.

Kau relakan waktu dan tenagamu melayaniku dan menyiapkan keperluanku. Kau ikhlaskan rahimmu untuk mengandung anak-anakku, kau tanggalkan segala atributmu untuk menjadi pengasuh anak-anakku, kau buang egomu untuk menaatiku, kau campakkan perasaanmu untuk mematuhiku.

Wahai istriku, di kala susah, kau setia mendampingiku. Ketika sulit, kau tegar di sampingku. Saat sedih, kau pelipur laraku. Dalam lesu, kau penyemangat jiwaku. Bila gundah, kau penyejuk hatiku. Kala bimbang, kau penguat tekadku. Jika lupa, kau yang mengingatkanku. Ketika salah, kau yang menasehatiku.

Wahai istriku, telah sekian lama engkau mendampingiku, kehadiranmu membuatku menjadi sempurna sebagai laki-laki.

Lalu, atas dasar apa aku harus kecewa padamu?
Dengan alasan apa aku perlu marah padamu?
Andai kau punya kesalahan atau kekurangan, semuanya itu tidak cukup bagiku untuk membuatmu menitikkan airmata.

Akulah yang harus membimbingmu. Aku adalah imammu, jika kau melakukan kesalahan, akulah yang harus dipersalahkan karena tidak mampu mengarahkanmu. Jika ada kekurangan pada dirimu, itu bukanlah hal yang perlu dijadikan masalah. Karena kau insan, bukan malaikat.

Maafkan aku istriku, kaupun akan kumaafkan jika punya kesalahan. Mari kita bersama-sama untuk membawa bahtera rumah tangga ini hingga berlabuh di pantai nan indah, dengan hamparan keridhoan Allah azza wa jalla.

Segala puji hanya untuk Allah azza wa jalla yang telah memberikanmu sebagai jodohku.”

Tanpa terasa air mata Amin menetes deras di kedua pipinya. Dadanya terasa sesak menahan isak tangis.

Segera ia berbaring di sisi istrinya pelan-pelan. Tak lama kemudian ia pun terlelap.

***

Jam dinding di ruang tengah berdentang dua kali.

Aminah, istri Amin, terperanjat
“Astaghfirullaah, sudah jam dua?”

Dilihatnya sang suami telah pulas di sampingnya. Pelan-pelan ia duduk, sambil memandangi wajah sang suami yang tampak kelelahan.

“Kasihan suamiku, aku tidak tahu kedatangannya. Hari ini aku benar-benar capek, sampai-sampai nggak mendengar apa-apa. Sudah makan apa belum ya dia?” gumamnya dalam hati.

Mau dibangunkan nggak tega, akhirnya cuma dipandangi saja. Semakin lama dipandang, semakin terasa getar di dadanya. Perasaan yang campur aduk, tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, hanya hatinya yang bicara.

“Wahai suamiku, aku telah memilihmu untuk menjadi imamku. Aku telah yakin bahwa engkaulah yang terbaik untuk menjadi bapak dari anak-anakku. Begitu besar harapan kusandarkan padamu. Begitu banyak tanggungjawab kupikulkan di pundakmu.

“Wahai suamiku, ketika aku sendiri kau datang menghampiriku. Saat aku lemah, kau ulurkan tanganmu menuntunku. Dalam duka, kau sediakan dadamu untuk merengkuhku. Dengan segala kemampuanmu, kau selalu ingin melindungiku.

“Wahai suamiku, tidak kenal lelah kau berusaha membahagiakanku. Tidak kenal waktu kau tuntaskan tugasmu. Sulit dan beratnya mencari nafkah yang halal tidak menyurutkan langkahmu. Bahkan sering kau lupa memperhatikan dirimu sendiri, demi aku dan anak-anak.

“Lalu, atas dasar apa aku tidak berterimakasih padamu, dengan alasan apa aku tidak berbakti padamu? Seberapapun materi yang kau berikan, itu hasil perjuanganmu, buah dari jihadmu.
 
Jika kau belum sepandai da’i dalam menasehatiku, tapi kesungguhanmu beramal shaleh membanggakanku.
Tekadmu untuk mengajakku dan anak-anak istiqomah di jalan Allah azza wa jalla serta membahagiakanku.

“Maafkan aku wahai suamiku, akupun akan memaafkan kesalahanmu.

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah azza wa jalla yang telah mengirimmu menjadi imamku. Aku akan taat padamu untuk mentaati Allah azza wa jalla. Aku akan patuh kepadamu untuk menjemput ridho-Nya..”

Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrota'ayun waj'alna lil muttaqina imamma [disingkat oleh WhatsApp]

BERBAKTI




Ceramah shubuh kali ini tentang pentingnya berbakti kepada orang tua. Dua tokoh yang bisa dijadikan ibrah buat kita adalah Uweis al Qorni dan al Qomah. Dimana uweis adalah seorang tabi in yang biasa biasa saja. Tidak memilki kelebihan dimata manusia, baik dari segi ibadahnya, kekayaananya, ketokohanya. Semua biasa saja. 

Namun begitu santer terkenal oleh pndduk langit mwngenai ketinggian derajatnya, sehingga membuat Rasulullah berwasiat kepada sahabat Ummar untuk mencari orang yang bernama Uweis tersebut untuk dimintai doa. Dan ternyata rahasia Uweis sehingga dikenal oleh pbduduk labgit adalah ketinggian baktinya kepada orang tua khususya kepada ibundanya. Ibunya yang sudah tua dan lumpuh tidak pernah ditinggal oleh Uweis . Bahkan untuk bertemu Rasulullahpun dia tunda hanya untuk menjga ibundanya yang sedang sakit saat berhaji di mekkah. Subhanallah

Bagaimana dengan kita ta??
Lain lagi cerita tetang al qomah. Sahabat nabi yang terkenal karena memiliki kelebihan di bidang ibadah dan merupakan tokoh muslim yang dekat dengan nabi ternyata mengalami kesulitan pada saat sakaratul maut..husut punya husut ternyata al Qomah pernah menyakiti hati ibunya dan ibunya belum memaafkan dirinya.

Nah ternyata seorang yang memiliki prestasi di bidang ibadah kepada Allah ternyata kesulitan pada saat sakaratul maut,semua itu karena sikap durhakanya kepada orang tua sedangkan seseorang yang presratasi di bidang ibdah biasa biasa saja namun namanya di agung agungkan oleh penduduk langit.

Maka dari itu kunci kebrhasilan kita di dunia dan akhirat telrtak pada restu kedua orang tua.
Bangun komunikasi yg baik dengan beliau. Minta izin atau mnta doa restu pada sa at menghadapi peritiwa penting dalam kehidupan kita dan doakan beliau setiap saat kita bermunajat kepada Allah swT

MELANGKAH PASTI

25/6/15
Sejauh kaki melangkah
Setinggi harapan, cita-cita, dan cinta
Semua akan terjawab dengan kekuatan Doa dan ikhtiar kita.