Kamis, 30 April 2015

BERTUTUR KATALAH YANG BAIK BAHKAN YANG TERBAIK

1/5/15
Bertuturlah kata yang baik
Dalam menjalani proses hidup tentu kita tidak lepas dari orang lain.
Karena kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain.
Kita bukan orang lain atau orang lain bukan kita.
Bagaimana kita bisa memposisikan keadaan saja.
Setiap ucapan yang dikeluarkan hendaknya kita perhatikan dan kita pikirkan, terkadang menurut kita baik belum tentu orang lain menyukainya.

Bertutur katalah yang baik,
hal tersebut bisa di pelajari dari yang sederhan, misalnya ucapan salam
Selamat pagi..
Sugeng enjing...
Monggo dll
Mulai lah dari yang kecil dan sederhana, hal itu akan membentuk kebiasaan yang baik dan kebiasaan baik yang kita lakukan akan menjadi karakter yang melekat dalam diri kita.

Selasa, 21 April 2015

HUJAN YANG MEMBAWA BERKAH

Hujan yang membawa berkah saat disyukuri kedatangannya akan membawa  rezeki yang berkah pula.
Apapaun yang terjadi, dijalani saja
Kita pasrahkan semua PadaNYa

 

Senin, 20 April 2015

KATA MUTIARA RA KARTINI

 “Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu – satunya hal yang benar – benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.”
“Saat membicarakan org lain Anda boleh saja menambahkan bumbu, tapi pastikan bumbu yg baik.”
“Tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan, selain menimbulkan senyum di wajah orang lain, terutama wajah yang kita cintai.”
“Jangan mengeluhkan hal – hal buruk yang datang dalam hidupmu. Tuhan tak pernah memberikannya, kamulah yang membiarkannya datang.”
“Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebenarnya kejam.”
“Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! 2 patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata “Aku tiada dapat!” melenyapkan rasa berani. Kalimat “Aku mau!” membuat kita mudah mendaki puncak gunung.”
“Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya.”
“Lebih banyak kita maklum, lebih kurang rasa dendam dalam hati kita. Semakin adil pertimbangan kita dan semakin kokoh dasar rasa kasih sayang. Tiada mendendam, itulah bahagia.”
“Ikhtiar! Berjuanglah membebaskan diri. Jika engkau sudah bebas karena ikhtiarmu itu, barulah dapat engkau tolong orang lain.”
“Terkadang, kesulitan harus kamu rasakan terlebih dulu sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu.”
“Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang.”
“Dan biarpun saya tiada beruntung sampai ke ujung jalan itu, meskipun patah di tengah jalan, saya akan mati dengan rasa berbahagia, karena jalannya sudah terbuka dan saya ada turut membantu mengadakan jalan yang menuju ke tempat perempuan Bumiputra merdeka dan berdiri sendiri.”
“Tak peduli seberapa keras kamu mencoba, kamu tak akan pernah bisa menyangkal apa yang kamu rasa. Jika kamu memang berharga di mata seseorang, tak ada alasan baginya untuk mencari seorang yang lebih baik darimu.”
“Saat suatu hubungan berakhir, bukan berarti 2 orang berhenti saling mencintai. Mereka hanya berhenti saling menyakiti.”
“Tetapi sekarang ini, kami tiada mencari penglipur hati pada manusia. Kami berpegangan teguh-teguh pada tangan-Nya. Maka hari gelap gulita pun menjadi terang, dan angin ribut pun menjadi sepoi-sepoi.”
“Adakah yang lebih hina, daripada bergantung kepada orang lain?”
“Salah satu daripada cita – cita yang hendak kusebarkan ialah: Hormatilah segala yang hidup, hak-haknya, perasaannya, baik tidak terpaksa baik pun karena terpaksa. Haruslah juga segan menyakiti mahkluk lain, sedikitpun jangan sampai menyakitinya. Segenap cita – citanya kita hendaklah menjaga sedapat – dapat yang kita usahakan.  Supaya semasa mahkluk itu terhindar dari penderitaan, dan dengan jalan demikian menolong memperbagus hidupnya: Dan lagi ada pula suatu kewajiban yang tinggi murni, yaitu “terima kasih” namanya.”
“Karena ada bunga mati, maka banyaklah buah yang tumbuh. Demikianlah pula dalam hidup manusia. Karena ada angan – angan muda mati, kadang – kadang timbullah angan – angan lain, yang lebih sempurna, yang boleh menjadikannya buah.”
“Sepanjang hemat kami, agama yang paling indah dan paling suci ialah Kasih Sayang. Dan untuk dapat hidup menurut perintah luhur ini, haruskah seorang mutlak menjadi Kristen? Orang Buddha, Brahma, Yahudi, Islam, bahkan orang kafir pun dapat hidup dengan kasih sayang yang murni.” (dalam salah satu kalimat isi suratnya kepada sahabatnya Ny. Abendanon di Belanda, tahun 1902)
“Habis gelap terbitlah terang”

PROSES BERFIKIR

Kalau kamu berfikir  untuk masa satu tahun tanamlah jagung
kalau kamu berfikir untuk masa 10 tahun tanamlah pohon
kalau kamu berfikir untuk masa 100 tahun didiklah anak
kalau kamu berfikir untuk masa 1000 tahun tahun  didiklah anak dengan alquran

Selasa, 14 April 2015

REZEKI ULAT DI DASAR LAUT




Jangan berputus asa pada rezeki Allah, itulah Imam  Ahmad. Pesan ini bukan tanpa bukti. Diceritakan  Rasulullah saw tentang kisah seekor ulat yang hidup di dasar laut atas rezeki Allah.
Saat itu, Rasulullah saw sedang mengadakan pesta pernikahan dengan salah satu istrinya. Ketika para sahabat menyaksikan  makanan  yang disediakan  Rasulullah saw, mereka memperbincangkan  dari mana beliau menghidupi istri-istrinya. Jamuan pestanya semacam ini. 
Selesai salat, Rasulullah saw menceritakan  tentang rezeki kepada para sahabat yang diundang itu. Ini kisah  yang di sampaikan malaikat Jibril. Boleh aku bercerita ? Tanya Rasulullah.
Lalu, berceritalah Rasulullah saw tentang Nabi Sulaiman a.s yang sedang salat di tepi pantai. Nabi Sulaiman a.s  melihat  seekor semut  berjalan  di atas air sambil membawa daun hijau. Semut itu memanggil katak. Kemudian muncullah  katak dan menggendongnya menuju dasar laut.
Apa yang terjadi di dasar laut? Tanya Nabi Sulaiman a.s . Semut menceritakan bahwa di dasar laut itu berdiam seekor ulat yang soal rezekinya di pasrahkan kepadanya. Sehari dua kali aku diantar malaikat ke dasar  laut memberi makan kepada ulat, kata semut.
 Siapa malaikat itu ? Tanya Nabi Sulaiman as
Malaikat itu adalah yang menjelma menjadi katak, jawabanya
Setiap usai menerima kiriman daun hijau dan memakannya, si ulat mengucapkan syukur kepada Allah. Allah Maha besar yang menakdirkan aku hidup di dasar laut, “ kata ulat
Di akhir ceritanya, Rasulullah saw bersabda, Jika ulat tinggal di dalam laut saja diberi makan oleh Allah, apakah Allah tega menelantarkan umat Muhammad soal rezeki dan rahmat Nya.

sumber:  Kisah Teladan