Selasa, 02 Agustus 2016

BENANG YANG TERURAI



Setelah saudara mulai merasakan betapa manisnya keimanan. Akankah semuanya itu kembali saudara uraikan satu demi satu? Akankah saudara dengan kedua tangan dan kaki saudara meruntuhkan tumpukan pahala yang telah tersusun rapi di lembar catatan amal saudara? Hanya saudaralah yang mampu membuktikan berbagai pertanyaan di atas.
وَلاَ تَكُونُواْ كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِن بَعْدِ قُوَّةٍ أَنكَاثًا
Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali.” (QS. An Nahl: 92)
Saudaraku! Walau demikian, ada satu indikasi yang dapat saudara jadikan pedoman dalam mengenali apakah sekarang ini saudara sedang memupuk subur pahala yang telah saudara kumpulkan atau sedang meruntuhkannya kembali.
Anda penasaran ingin mengetahui apakah indikasi tersebut? Indikasi tersebut ialah amalan saudara sendiri.
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ
Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka, mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya” (QS> Al Mukminun 60-61)
Pada suatu hari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha bertanya kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang maksud ayat ini: Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud oleh ayat ini ialah orang-orang yang biasa mabok-mabok minum khomer, dan mencuri? Menanggapi pertanyaan istri tercintanya ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Bukan, wahai Putri As Shiddiq! Akan tetappi mereka itu adalah orang-orang yang rajin berpuasa, mendirikan sholat, dan bersedekah, walau demikian mereka senantiasa kawatir bila amalan mereka tidak diterima Allah, karenanya mereka selalu bersegera dalam mengamalkan kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” (Riwayat Ahmad, At Tirmizy dan Ibnu Majah).
Tidak heran saudaraku bila dahulu para ulama’ dan orang-orang sholeh senantiasa berjuang untuk beramal sholeh setiap waktu. Mereka senantiasa mengingat dan menyadari bahwa pada suatu saat nanti mereka pasti menghadap kepada Pencipta mereka yaitu Allah Yang Maha Keras Siksa-Nya. Mereka hanya memiliki satu batas waktu untuk berhenti dari perjuangan beramal sholeh:




0 komentar:

Posting Komentar