Diskusi “Menciptakan
Pembelajaran Kreatif dan Inovatif” oleh Kak Muksin, S. Sos. I
Hari dan Tanggal: Sabtu, 23
Januari 2016
Notulis: Anis
Ø
Umumnya, sistem pembelajaran di kelas terdiri dari 3
tahapan penting:
1. Membuka
pelajaran yang
merupakan ‘kunci’ bagaimana mengawali kegiatan belajar-mengajar di kelas yang
berkesan. Biasanya dengan SALAM. Meski hanya salam, itu lah justru yang
terpenting. Intonasi salam sangat berpengaruh untuk memulai aktivitas di kelas.
Salam yang menarik perhatian peserta didik adalah salam yang sesuai dengan usia
mereka. Tidak tergantung dari besar atau kecilnya suara, tetapi nada dan
pengucapan yang khas.
2. Inti
pelajaran yang
seharusnya sudah disiapkan guru sejak minimal sehari sebelum kegiatan belajar
di kelas terjadi. Baik TK, MI atau Madin sebaiknya mempunyai ‘rancangan
pembelajaran’ untuk peserta didik. Hal ini sangat membantu guru. Selain guru
sudah siap dengan apa yang akan disampaikan di kelas, kegiatan pun terencana
dengan baik. “Seringkali sesuatu yang direncanakan saja masih belum sesuai
dengan harapan, apalagi tidak direncanakan?”
3. Menutup
pelajaran dengan
menyenangkan. Setelah beberapa waktu dihabiskan di sekolah dengan harus
menggunakan otak dan tenaga, tentu peserta didik akan merasa sangat lelah dan
butuh istirahat untuk memulihkan energi dalam dirinya. Meski begitu, sebelum
pelajaran selesai dan ditutup sebaiknya guru memberikan kesan yang positif
kepada murid-murid setelah pelajaran diakhiri doa. Misalnya, bertanya tentang
apa saja yang kita pelajari hari ini? Apakah menarik? Atau dengan memberikan
nasehat singkat agar mereka lebih bersemangat belajar di rumah.
Ø
Bagaimana menjadi guru kreatif dan inovatif?
Tidak bisa dipungkiri, di jaman
yang semakin canggih seperti sekarang, guru harus semakin meng-up grade dirinya
menjadi yang kreatif. Kreatif berarti berdaya cipta dan cerdas
berimajinasi. Kreatif adalah kekuatan terpenting bagi guru untuk mencuri
perhatian murid agar tetap fokus dan konsentrasi mengikuti pelajaran di kelas.
Selain kreatif, menjadi guru di jaman sekarang sebaiknya juga inovatif yang
berarti berkemampuan memperkenalkan hal-hal baru kepada murid. Tidak
bisa dipungkiri bahwa setiap guru belum tentu kreatif dan inovatif. Sebab,
kreativitas adalah aktivitas ‘menciptakan’ yang tidak mungkin bisa terjadi jika
tanpa latihan terus-menerus dan menggali imajinasi secara lebih dalam dan
tekun. Seperti potensi, kreativitas harus dikembangkan tanpa henti.
Ø
Bagaimana membuka kelas yang berkesan?
1. Doa adalah
hal terpenting dalam setiap aktivitas. Sebagai muslim tentu kita tidak bisa
meragukan manfaat doa bagi hidup kita. Doa juga merupakan ‘penjajakan awal
materi’ sebelum inti pembelajaran dilakukan guru.
2. Dalam tahap
ini, guru bisa melakukan beberapa hal berikut:
a. Panggilan
motivasi.
Misalnya, “Siapa kita?” kemudian murid menjawab, “Anak Soleh.”
b. Gerakan. Hal ini akan melatih motorik
anak. Kemampuan anak menggerakkan sebagian atau bahkan keseluruhan tubuhnya
yang juga berhubungan langsung dengan daya tangkap otak. Misalnya, bernyanyi
sambil menggerakkan sebagian anggota tubuh.
Tangan
di atas memetik bintang (Tangan
mengepal-terbuka ke arah atas)
Tangan
di samping burung yang terbang (Tangan
merentang, bagian jari digerakkan seperti menari)
Tangan
di depan bertepuk tangan (Tangan
pindah ke depan, saling bertepuk)
Tangan
dilipat, siap belajar (Tangan
dilipat, diawali dari tangan kiri kemudian kanan)
Untuk
setiap kata dalam nyanyian, bisa diubah sesuai keinginan. Yang penting bisa
memadukan antara bernyanyi dan bergerak. Dengan begitu, ketika murid mengikuti
perintah guru, berarti dia masih konsentrasi. Tugas kita selanjutnya
mempertahankan fokus mereka agar tetap tertarik mengikuti pelajaran sampai
selesai.
c. Lagu-lagu
komunikatif.
Bagaimana pun juga, menyanyi termasuk hal menyenangkan hati. Seringkali suasana
yang tidak menyenangkan kemudian berubah menjadi sangat menyenangkan karena
bernyanyi. Jadilah guru yang bisa dan senang menyanyi. Suara tidak harus bagus
dan seindah penyanyi ternama, yang lebih penting variasi lagu yang bisa
diciptakan dan terus dikembangkan. Misalnya, “Siapa nama Tuhanmu yang Esa?”
murid menjawab, “Allah.”. Lagu komunikatif akan membantu mempertahankan
konsentrasi anak kepada guru.
d. Tepuk. Bertepuk tangan termasuk hal
menarik lainnya untuk mempertahankan konsentrasi anak agar tetap fokus.
Ciptakan variasi tepuk tangan sebanyak mungkin dan semenarik mungkin. Misalnya,
“Tepuk Al-Islam…”
e. Antusias. Setiap guru pasti menginginkan
antusias muridnya. Semangat guru bahkan sangat dipengaruhi oleh respons murid
terhadap gurunya. Jika guru dan murid sama-sama antusias, maka yang pasti
terjadi adalah saling bersemangat untuk mendapat ilmu yang bermanfaat. Bisa
jadi, di saat belajar guru mendapat imajinasi dari muridnya atau sebaliknya.
Tularkan semangat positif kepada murid. Karena sesungguhnya semangat itu menular.
Ø
Bagaimana mengajar yang kreatif-inovatif?
Variasi pembelajaran dalam
kegiatan inti mengajar di kelas sangat penting. Seperti hari yang selalu
berganti, dalam menciptakan pembelajaran sebaiknya juga begitu. Selain
menyiasati kebosanan murid, variasi belajar bisa memberi kesan tersendiri di
hati murid. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan:
a. Kurikulum
pembelajaran.
Apakah kurikulum 2013 yang terdiri dari 5 M (Mengamati, Menangkap,
Mendiskusikan, Mempraktekkan, Mengkomunikasikan) atau kurikulum pembelajaran
dengan konsep tematik?
b. Metode
pembelajaran sesuai tujuan belajar.
Metode sangat penting dalam pencapaian proses belajar. Jangan sampai dalam
menyampaikan materi belajar tidak sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini, guru
dituntut paham betul metode apa yang akan diterapkan untuk mencapai hasil belajar
maksimal. Berikut alternatif yang bisa dipilih: Model Pembiasaan
(Mengucap salam dan penggunaan tangan kanan), Model Prestasi (Menanamkan
pendidikan karakter sejak dini, misalnya “Siapa berbuat jujur hari ini?”)
c. Terus
mencari dan menemukan prestasi murid.
Begitu banyak hal yang bisa ditemukan di dalam diri murid. Terutama nilai
karakter dan kepribadian murid. Guru bisa memanfaatkan hal ini untuk menggali
lebih dalam potensi murid terutama yang berkaitan dengan sisi nilai diri
mereka. Tugas guru yang juga sangat penting adalah bukan mencari dan terus
mengungkap kekurangan dan kesalahan muridnya. Tetapi harus bisa menemukan hal
apa yang diminati muridnya? Bagaimana mengembangkan potensi mereka untuk bekal
kehidupan di masa depan? Apa yang seharusnya dilakukan selanjutnya agar murid
terus termotivasi?
d. Sifat
guru harus luwes, jangan kaku.
Guru harus bisa dengan mudah menyesuaikan suasana hati. Saat di sekolah, fokus
mengajar. Saat di rumah, fokus kegiatan rumah.
Ø
Menutup pembelajaran bisa dimulai dengan menjawab
salam dengan semangat, simpulkan pembelajaran, pesan singkat setelah belajar
yang memotivasi berlomba dalam hal kebaikan dan kebermanfaatan bagi sesama.
Selamat melanjutkan SEMANGA